Perjuangan Pangeran Trunojoyo Taklukkan Kezaliman Mataram yang Bersekutu dengan VOC

Avatar
Ilustrasi pertempuran dalam perjuangan Pangeran Trunojoyo atau Panembahan Maduratna Pratagama dan Pasukan Kesultanan Mataram di bawah kepemimpinan Amangkurat 1, (Foto: Ist).

Pensil Madura.com – Nama besar Pengeran Trunojoyo hingga saat ini terus dilanggengkan sebagai bentuk penghormatan atas didikasinya mengibarkan kebenaran.

Pangeran Trunojoyo atau nama lain Panembahan Maduratna Pratagama, diserat merupakan seorang bangsawan Madura sekaligus Pahlawan Madura.

Pangeran Trunojoyo lahir di Sampang sekitar tahun 1649 Masehi. Tempat pebabaran atau di kuburnya ari-ari Pangeran Trunojoyo di Jalan Pahlawan, Kelurahan Rongtengah, Sampang.

Pangeran Trunojoyo putera dari Demang Mlojo dengan seorang istrinya yang masih keturunan dari Joko Tole Sumenep.

Dari silsilah keturunan, Demang Mlojo Putera dari Pangeran Praseno atau yang dikenal dengan gelar Pangeran Tjakraningrat 1 dan istri selirnya.

Sepeninggal ayahandanya, Pangeran Trunojoyo yang berusia 7 tahun dididik oleh pamannya yakni Pangeran Undakan yang berada di Mataram.

Dikala Sultan Agung wafat sekitar 1645 Masehi, pemerintahan di Kesultanan Mataram diteruskan oleh puteranya yakni Raden Mas Syayidin atau Amangkurat 1, memerintah 1646-1677 Masehi.

Dimasa Amangkurat 1 ini, terjadi insiden penyerangan yang dilakukan oleh Raden Mas Syahwawrat atau Raden Alit adik dari Amangkurat 1.

Penyerangan yang di lakukan Raden Alit disinyalir adanya ketidakpuasan dirinya terhadap pengangkatan Amangkurat 1 sebagai pengganti Sultan Agung, ditambah kepemimpinan Amangkurat 1 yang otoriter.

Pangeran Tjakraningrat 1 yang berada di Kesultanan Mataram saat itu, mencoba mengahadapi penyerangan Raden Alit, namun justru tertusuk Keris Raden Alit hingga meninggal.

Melihat Ayahnya meninggal, Pangeran Atmojonegoro putera Tjakraningrat 1 hendak membalas Raden Alit, sialnya Pangeran Atmojonegoro juga gugur.

Sedangkan Raden Alit juga terbunuh, disebabkan tertusuk kerisnya sendiri. Sementara Amangkurat 1 selamat dalam insiden tersebut.

Kemudian sebagai pengganti Tjakraningrat 1 selaku Raja Madura, pemerintah Kesultanan Mataram mengangkat Pangeran Undakan menjadi Raja Madura.

Seperti dituliskan sebelumnya, Pangeran Undakan putera Pangeran Tjakraningrat 1, yang juga bergelar Tjakraningrat II dan dikenal pula Panembahan Siding Kamal.

Setelah dewasa Pangeran Trunojoyo tak lagi di Kesultanan Mataram, ia pindah ke wilayah Kajoran, Magelang, Jawa Tengah.

Berjalannya waktu, kepemimpinan otoriter Amangkurat 1, banyak para pemuka agama Islam, ulama dan santri yang tidak sepaham dengan dirinya dihabisi.

Selain itu, Amangkurat 1 juga bersekutu dengan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) bentukan Kolonial Belanda untuk membuka pos perdagangan di Mataram.

Padahal, dimasa kepemimpinan Sultan Agung ayah Amangkurat 1, VOC ini ditentang dan dijadikan musuh Kesultanan Mataram, sebab VOC dianggap organisasi penjajah.

Pangeran Trunojoyo yang masih mempunyai ikatan dengan Mataram, merasa geram atas tindakan Amangkurat 1.

Apalagi Amangkurat 1 dinilai mengatur sistem kerajaan Madura dan mengasingkan pangeran Tjakraningrat II ke alas Lodoyo Blitar.

Sekitar tahun 1674 Masehi, untuk kemaslahatan ummat, Pangeran Trunojoyo melakukan perlawanan untuk menumpas kezalimam pemerintahan Amangkurat 1.

Perlawanan Pangeran Trunojoyo, diawali mengambil alih kekuasaan Madura dan bertindak sebagai pemimpin sementara di kerajaan Madura Barat.

Pengeran Trunojoyo dalam melawan Amangkurat 1, juga bagian dari permintaan Adipati Anom putera Amangkurat 1. Adipati Anom dikabarkan tidak membenarkan cara kepemimpinan ayahandanya.

Melawan Amangkurat 1, pangeran Trunojoyo didukung oleh Karaeng Galesong pemimpin pelarian Makasar pendukung Sultan Hasanuddin yang didakalahkan VOC.

Dukungan terhadap Pangeran Trunojoyo, juga datang dari Panembahan Giri Surabaya, yang ikut tidak menyukai kepemimpinan Amangkurat 1.

Berkekuatan cukup, tahun 1676 Masehi, Pangeran Trunojoyo bersama pasukannya bertempur dengan pasukan Amangkurat 1, alhasil perjuangan Pangeran Trunojoyo dapat menaklukkan Kesultanan Mataram.

Disebutkan dari berbagai literatur, Pangeran Trunojoyo juga menguasai seluruh daerah yang berada pesisir pulau Jawa.

Merasa terdesak, Amangkurat 1 kemudian melarikan diri dari keraton Plered. Lalu setibanya di Tegal ia meninggal dunia 1677 Masehi.

Masa pemerintahan Pangeran Trunojoyo berpusat di Kediri, Jawa Timur, tahun 1677-1678 Masehi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *