Akhir Hayat Pangeran Trunojoyo Pahlawan Muda Madura

Avatar
Ilustrasi Pangeran Trunojoyo dihukum mati dengan ditusuk keris ke dadanya oleh Amangkurat II pimpinan Kesultanan Mataram yang bekerjasama dengan VOC Belanda, (Foto: Ist).

Pensil Madura.com – Perjuangan Pangeran Trunojoyo, melawan kezaliman Kesultanan Mataram yang dipimpin Amangkurat 1, acap kali dikatakan pemberontakan.

Padahal, tindakan Pangeran Trunojoyo dari segala rentetan yang digagasnya, semata memperjuangkan untuk menegakkan kebenaran demi keamanan dan kedamaian rakyat.

Membaca dari usaha pemikiran dan pertempuran bahkan kekurangan Finansial yang dihadapi Pangeran Trunojoyo, tak menyertakan ada pada kepentingan pribadinya.

Keberhasilan menaklukkan Kesultanan Mataram pada 1674 Masehi, Pangeran Trunojoyo terus mengembangkan dan menyusun kekuatan perjuangan melawan gerilia VOC yang telah menguasai sebagian wilayah di Nusantara.

Apalagi, saat Pangeran Trunojoyo melawan Kesultanan Mataram, Amangkurat 1 telah bersekutu dengan VOC yang dibentuk Kolonial Belanda pada 1602 Masehi.

Setelah Amangkurat 1 meninggal dunia, Kesultanan Mataram di teruskan oleh anaknya yakni Adipati Anom yang kemudian bergelar Amangkurat II.

Menjadi pemimpin Kusultanan Mataram, dari anteseden yang tumbuh di masyarakat, Adipati Anom merasa khawatir atas  Pangeran Trunojoyo.

Adipati Anom atau Amangkurat II lalu meminta agar Wilayah-wilayah yang berhasil dikuasai oleh Pangeran Trunojoyo untuk diserahkan kepada dirinya.

Tak dapat dikata, Adipati Anom yang semula pendukung utama Pangeran Trunojoyo melawan keotoriteran Amangkurat 1, berbalik arah melanjutkan sikap kepemimpinan ayahandanya.

Tak sampai disitu, Amangkurat II berniat menyerang Pangeran Trunojoyo. Tak cukup kekuatan, Amangkurat II mengajak VOC untuk menghabisi Pangeran Trunojoyo beserta pasukannya.

Mendapatkan ajakan tersebut, VOC menerima, namun dengan syarat berat yang harus di penuhi oleh pihak Kesultanan Mataram yang dipimpin Adipati Anom.

Syarat tersebut, Pertama, biaya perang menghadapi Pangeran Trunojoyo ditanggung pihak Mataram.

Kedua, wilayah pesisir Karawang hingga Jawa paling timur digadaikan ke VOC dan dikembalikan setelah Mataram melunasi hutangnya.

Ketiga, seluruh wilayah Mataram harus diserahkan kepada VOC. Keempat, VOC diberi hak monopoli perdagangan di Mataram. Kelima, VOC meminta menempatkan pasukannya di Mataram.

Amangkurat II atau Adipati Anom menyetujui syarat dari VOC. Tahun 1677 Masehi, dibuatlah perjanjian antara VOC dan Kesultanan Mataram yang kemudian di sebut perjanjian jepara.

Mendapatkan bantuan dari VOC, Adipati Anom lantas membangun Markas di daerah Kartasura, pengganti kraton plered Mataram yang telah hancur.

Tahun 1679 Masehi, VOC atau Belanda yang dipimpin Cornelis Speelman membawa kekuatan 5 kapal perang besar ditambah pasukan Amangkurat II berangkat dari batavia menyerang Pangeran Trunojoyo.

Pertempuran Pangeran Trunojoyo dan pasukannya dengan VOC terjadi di Kediri, kekuatan pasukan yang tidak sebanding, Pangeran Trunojoyo dan pasukannya alami kewalahan.

Sementara pasukan bantuan Pangeran Trunojoyo dari Madura mendapat penghadangan hingga pertempuran dengan VOC.

Pangeran Trunojoyo mencoba mengelabuhi Belanda di lereng pegunungan Kelud, namun takdir Pangeran Trunojoyo dapat dikalahkan.

Pangeran Trunojoyo dibawa VOC kepada Amangkurat II. Tahun 1680 Masehi, Amangkurat II menghukum mati Pangeran Trunojoyo, dengan menusukkan keris miliknya ke dada Pangeran Trunojoyo.

Pangeran Trunojoyo pahlawan Madura meninggal dunia diusia muda. Akhir Hayat Pangeran Trunojoyo dikatakan paling menyayat sepanjang sejarah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *