Padepokan Kyai Aji Gunung

Avatar
Padepokan peninggalan Kyai Aji Gunung atau Raden Qobul yang berada di Kampung Panyepen, Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Dalpenang, Sampang Kota, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, (Foto: Jamaluddin).

Pensil Madura.com – Para pensyi’ar agama Islam di Pulau Madura tak pernah menengadahkan tangannya untuk memvaforitkan hidupnya sendiri.

Apa yang dilakukannya, semata demi menuntun insan dunia agar mengetahui arah jalan yang benar dan mana jalan yang salah.

Tak sedikit, penentangan, hujatan bahkan ancaman pembunuhan dialaminya. Sabar dan Ikhlas menjadi tamengnya.

Jejak para pensyi’ar agama Islam, mulai dari keteladanan, tempat hingga barang peninggalannya harus selalu diingat dan dilestarikan.

Sebab, adanya peninggalan tersebut, menjadi bukti nyata atas apa yang telah di ajarkan oleh para pensyi’ar agama IsIam.

Salah satu contoh peninggalan pensyi’ar agama Islam ialah Padepokan Kyai Aji Gunung yang dikenal telah banyak melahirkan ulama-ulama besar Madura maupun diluar Madura.

Tempat berdirinya padepokan Kyai Aji Gunung ini berada di Kampung Panyepen, Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Dalpenang, Sampang, Madura, Jawa Timur.

Padepokan Kyai Aji Gunung berbentuk bangunan pagar berkeliling dan diperkirakan pada tahun 1500 Masehi.

Meski terlihat biasa saja, namun Padepokan Kyai Aji Gunung, memiliki history panjang dalam penyebaran ajaran agama Islam.

Aura ketenangan mungkin bisa dirasakan oleh seseorang disaat mengunjungi Padepokan peninggalan sang Waliyullah.

Tak jauh dari Padepokan, juga terdapat bangunan surau atau langgar peninggalan Kyai Aji Gunung.

“Bentuk pedepokan Kyai Aji Gunung dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah mas,” ucap Achmad Munir juru kunci Padepokan Kyai Aji Gunung kepada Media ini, (30/12/2024).

Ngobrol lama tentang Kyai Aji Gunung atau Raden Qobul, Pria yang sudah tidak muda lagi ini, menuturkan jika dirinya pernah mengalami kejadian aneh.

Suatu hari, seperti biasa dirinya lagi menyapu membersihkan daun-daun kering yang berserakan disekitar Padepokan peninggalan Kyai Aji Gunung.

Tanpa diketahui wujudnya, tiba-tiba terdengar suara yang mengarah kepada dirinya. Suara itu meminta agar Padepokan peninggalan Kyai Aji Gunung dirawat.

“Suatu hari saya lagi nyapu di sekitar Padepokan tiba-tiba ada suara degan kalimat ‘minta tolong Padepokan romat agin ‘, saya pikir saya mimpi mas, Wallahu’alam,” tuturnya.

Puluhan tahun merawat Padepokan Kyai Aji Gunung, Achmad Munir, mengatakan menjalaninya tanpa memikirkan rasa pamrih.

Baginya, Padepokan peninggalan Kyai Aji Gunung harus tetap dijaga, sebagai saksi hidup berkembangnya ajaran agama islam di Bumi Sampang Madura.

Namun demikian, dirinya terkadang ada kendala finansial untuk perawatan Padepokan peninggalan Kyai Aji Gunung, sehingga dilakukan ala kadarnya.

“Kendalanya saya kekurangan dana untuk membeli barang untuk kebutuhan perawatan Padepokan peninggalan Kyai Aji Gunung mas,” katanya.

Achmad Munir, berharap agar seluruh masyarakat Madura, jangan sampai melupakan jasa dan situs-situs peninggalan para waliyullah.

Selain, telah membimbing ummat ke jalan yang benar, para Waliyullah juga mempunyai peran penting dalam mengusir penjajahan.

“Saya berharap semoga masyarakat Madura tidak melupakan jasa dan situs-situs peninggalan para waliyullah yang telah membimbing ummat kejalan yang benar dan perannya mengusir penjajah, seperti Kyai Aji Gunung,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *