Kyai Agung Rabah, Pakunya Bumi Madura

Avatar
Pesarean Kyai Agung Rabah atau Syeikh Abdurrahman yang berada di Dusun Rabah, Desa Sumadengan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, (Foto: Jamaluddin).

Pensil Madura.com – Kyai Agung Rabah julukan bagi Syekh Abdurrahman. Beliau merupakan ulama besar di tanah Madura.

Kyai Agung Rabah juga terkenal Waliyullah. Dirinya salah satu santri dari Kyai Aji Gunung atau Raden Qobul Sampang.

Atas karomah yang dimiliki Kyai Agung Rabah, masyarakat menyebut dan mempercayai jika Kyai Agung Rabah sebagai pakunya bumi Madura.

Pesarean Kyai Agung Rabah berada di Dusun Rabah, Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Bukan hanya warga Madura, warga di luar pulau Madura pun sering berziarah ke pesarean Kyai Agung Rabah, sekedar ngamri barokah.

Kyai Agung Rabah putera Kyai Rahwan yang berasal dari Kabupaten Sumenep, Madura, cicit dari Sayyid Ja’far Shodiq atau Sunan Kudus, Jawa Tengah.

Kyai Agung Rabah, bermukim di alas Rabah Pademawu, Pamekasan, ketika dirinya mendapat perintah dari gurunya untuk mengajarkan ajaran agama islam.

Awalnya, Kyai Agung Rabah, disuruh mengikuti lidi yang dilemparkan Kyai Aji Gunung kearah timur Sampang. Lidi itu kemudian jatuh dihutan belantara daerah Pademawu.

Menemukan lidi yang dilempar oleh gurunya, kemudian, Kyai Agung Rabah, melakukan penyepian diri dengan duduk dibawah pohon besar, konon hingga 41 tahun lamanya.

Kedatangan Kyai Agung Rabah, dikutip dari referensi yang berkembang di publik, tak diketahui oleh satupun penduduk didaerah tersebut.

Suatu saat di wilayah Pamekasan, Madura mengalami musim penceklik panjang, dikarenakan kurang lebih 7 tahun tidak turun hujan.

Hingga membuat tanaman pertanian masyarakat tidak tumbuh, hewan ternak mati kelaparan, begitu juga masyarakat sengsara kelaparan.

Tidak hanya masyarakat, raja Pamekasan yang pada waktu itu dipegang Panembahan Ronggosukowati memerintah 1530-1624, juga merasakan kebingungan akibat panceklik.

Kebingungan pangeran Ronggosukowati meluapkan dengan berdo’a kepada Allah SWT. berhari-hari hingga berbulan memanjatkan do’a, akhirnya mendapatkan isyaroh.

Dalam isyaroh itu, Panembahan Ronggosukowati diberi tahu, bahwa di Pemelingan ada seorang waliyullah yang menyepi di dalam hutan Rabah.

Lalu, Penembahan Ronggosukowati diminta untuk suwan kepada Kyai Agung Rabah. Tak menunggu lama Panembahan Ronggosukowati berangkat ke hutan Rabah.

Sedari di perjalanan, rasa penasaranpun muncul dibenak Panembahan Ronggosukowati, lantaran hutan Rabah begitu lebat dan terkenal angker tak berani orang masuk kedalamnya.

Tiba di hutan Rabah, Penembahan Ronggosukowati, memerintahkan patihnya untuk membersihkan ranting-ranting pohon dan rumput liar yang tumbuh menjulang supaya bisa dilewati.

Karuan saja Panembahan Ronggosukowati kaget dan bersyukur bahwa Isyaroh itu benar adanya. Setelah melihat sosok Kyai Agung Rabah.

Dengan nada halus, Panembahan Ronggosukowati mengucapkan salam dan menyampaikan masksud dan tujuannya meminta Kyai Agung Rabah berdo’a kepada Allah SWT, agar diturunkan hujan.

Sembari menjawab salam Panembahan Ronggosukowati, Kyai Agung Rabah bepesan agar bersabar dan juga bersedia berdo’a kepada Allah SWT, untuk diturunkan hujan.

Singkat cerita, setelah berdo’a kepada Allah SWT, akhirnya Pamekasan diguyur hujan lebat, bahkan hujan terjadi hingga 41 hari 41 malam, sampai Pamekasan banjir.

Mengalami situasi banjir, Panembahan Ronggosukowati kembali mendatangi Kyai Agung Rabah untuk berdo’a, agar hujan berhenti.

Do’a yang dipanjatkan Kyai Agung Rabah di kabulkan langsung oleh Allah SWT, sekita hujan berhenti. Kemudian Pamekasan kembali dalam cuaca normal.

Karomah Kyai Agung Rabah atas kehendak Allah SWT, telah membuat tanah pertanian dan lainnya di Pamekasan subur, hingga masyarakat tidak lagi kelaparan.

Penghormatan kepada Kyai Agung Rabah, Panembahan Ronggosukowati membersihkan hutan Rabah dan membangunkan surau dan pondok untuk Kyai Agung Rabah.

Tersiar kealiman dan kewaliyan Kyai Agung Rabah, banyak masyarakat berbondong-bondong nyantri kepada Kyai Agung Rabah untuk belajar Agama Islam. (Wallahu’allam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *