Pangeran Pamadekan Penguasa Sampang Sekaligus Imam Sholat

Avatar
Makam Pangeran Pamadekan penguasa ke Empat Sampang, yang berada di Sebelah daya Masjid Madegan, Kampung Madegan, Kelurahan Polagan, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, (Foto: Jamaluddin).

Pensil Madura.com – Pangeran Pamedakan dalam tutur ke tutur disebut seorang penguasa yang cerdas, sholeh, sabar dan taat pada ajaran agama Islam.

Kepemimpinannya di Madura Barat yang berkeraton di Kampung Madegan, Sampang, Madura, menciptakan ketentraman pada masyarakat yang dipimpinnya.

Pangeran Pamadekan saudara Pangeran Ario Seno atau Panembahan Ronggosukowati Pamekasan.

Keduanya putera Pangeran Negeroho yang dikenal dengan Panembahan Bonorogo Putera Adipati Pramono dan Nyai Banu.

Pengeran Pamadekan di serat dalam babad Madura, merupakan penguasa Sampang, Madura yang ke Empat, sekitar tahun 1530 Masehi.

Ditengah kesibukanya, menjalankan roda pemerintahan kerajaan, Pangeran Pamadekan tak pernah meninggalkan berjema’ah sholat lima waktu.

Bahkan dalam beribadah bersama rakyatnya, Pangeran Pamadekan bertindak menjadi imam sholat, mempimpin dzikir dan do’a bermunajat kepada sang pencipta alam semesta.

Akhir hayat Pangeran Pamadekan, tak dapat disangka, sewaktu usai melaksanakan ibadah yang masih dalam keadaan bersila, dirinya jatuh terlentang dan meninggal dunia.

Mangkatnya, Pangeran Pamadekan, menggemparkan Masyarakat Sampang. Berbulan-bulan masyarakat larut dalam kesedihan atas meninggalnya Pangeran Pamadekan.

Lantaran, selain sebagai Raja sekaligus Imam Sholat, masyarakat menjadikan Pangeran Pamadekan sebagai panutan dalam menjalankan kehidupan bersosial.

Pangeran Pamadekan dijuluki Panembahan Siding Langgar, masyarakat juga menyebutnya dengan nama Buyut Langgar.

Pangeran Pamadekan di makamkan disebelah barat daya Masjid Madegan dekat dengan tempat Peimaman. Masuk area kompleks makam Rato Ebhu.

Wafatnya, Pangeran Pamadekan meninggalkan seoarang istri dan satu orang putera yang masih berumur 3 bulan.

Istri Pangeran Pamadekan berasal dari Kabupaten Sumenep keturunan dari Sunan Pandusan Putera Sunan Lembayung Fadal yang masih mempunyai ikatan dengan Sunan Ampel.

Sepeninggal Pangeran Pamadekan, istri dan anaknya pulang ke Kabupaten Sumenep. Lalu anak Pangeran Pamadekan yang berusia 3 bulan di rawat oleh Sunan Pandusan dan diberi nama Raden Ilyas.

Setelah Raden Ilyas dewasa, dirinya menjadi penguasa Batuputih atau Adipati Batuputih Sumenep, Madura, Jawa Timur, dengan gelar Pangeran Batuputih II.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *