Pensil Madura.com – Pangeran Santo Merto merupakan seorang pemangku raja di Kerajaan Madura Barat yang meliputi Bangkalan dan Sampang.
Dirinya memimpin Madura Barat setelah diberi mandat oleh Pangeran Praseno atau Pangeran Tjakraningrat 1, tahun 1624 M.
Mengingat, dikala itu Pangeran Tjakraningrat 1 selaku Raja Madura, sering berada di Keraton Kesultanan Mataram.
Pusat pemerintahan sebelumnya berada di Bangkalan, kemudian oleh Pangeran Tjakraningrat 1, dipindahkan ke Madegan Sampang.
Pangeran Santo Merto, tak lain merupakan paman Pangeran Tjakraningrat 1, saudara Rato Ebhu Madegan Sampang.
Pangeran Santo Merto juga guru Spritual Pangeran Tjakraningrat 1 saat masih kecil hingga menjabat Raja Madura.
Mungkin tidak terlalu banyak napak tilas tentang Pangeran Santo Merto. Demikian kepemimpinan Pangeran Santo Merto dipercayai masyarakat.
Sebagai raja pengganti, dalam babad Sampang, kemampuan Pangeran Santo Merto menjalankan pemerintahan Kerajaan Madura Barat dikatakan sukses.
Seperti, situasi kehidupan masyarakat tenteram. Kesejahteraan lahir dan bathin dapat dirasakan segenap rakyat.
Pendidikan melalui pondok pesantren dan langgar-langgar mengalami kemajuan, terutama di bidang keagamaan.
Sehingga, keberhasilan Pengeran Cakraningkat 1, mempimpin Madura Barat, berkat bantuan dari Pangeran Santo Merto atau pamannya.
Pangeran Santo Merto meninggal dunia diumur yang sudah sepuh. Ia dimakamkan di Kampung Takobuh Kelurahan Karangdalam camatan Sampang, Madura.
Di kompleks pesarean Pangeran Santo Merto terdapat Gapura yang berasitektur bangunan pintu paduraksa.
Dimana pada pintu tersebut, terdapat prasasti dengan huruf jawa yang berbunyi,
“WAKTUNE GAPURA WARSA IBU”.
Selain itu, juga terdapat candrasangkala dalam bahasa Arab yang menunjukkan tahun Caka 1496 atau tahun 1574 Masehi.
Konon dikimpleks Pesarean Pangeran Santo Merto juga terdapat Lingga namun keberadaannya hingga sekarang tidak diketahui.